Jumat, 03 November 2017

Bayangkan.,.


       


Suara adzan subuh telah menggema, membangun insan yang beriman, aku terbangun dari mimpi indah ku, demi menyanggupi panggilan tuhanku. Setelah aku mengambil air wudhu’ , ibuku dan ayahku mengajakku ke masjid. Iya , benar , kami adalah keluarga yang memperhatikan masalah sholat , hampir setiap hari aku berjamaah di masjid dekat rumahku .

         Setelah melaksanakan kewajiban sholat , aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah . Aku duduk di bangku kelas 5 SD . Sebelum berangkat sekolah, makan bersama keluarga telah menjadi adat di rumah kami, Setelah sarapan, saya berpamitan kepada ibu ayahku. “Yah Ria berangkat dulu ya” kataku dengan manis, “iya Ria. Ingat ya, perhatikan gurumu, jangan banyak begurau”jawab Ayah. Iya yah Ria janji sambil mencium tangan Ayah. Bu Ria berangkat ya.” Ya nak, Hati-hati kalau menyebrang  jalan raya tengok kanan-kiri sebelum menyeberang jangan sambil bergurau” jawab ibu. Iya bu sambil tersenyum dan memegang tangan ibu lalu menciumnya. Setelah itu aku beranagkat ke sekolah.

            Hari ini pelajaran bahasa indonesia, Guruku mengajarkan tentang arti warna dalam kehidupan sehari-hari “Anak-anak kita setiap hari pasti melihat warna yang beraneka ragam kan mulai dari merah, biru, kuning, putih, merah muda serta masih banyak lain sebagainya. Setiap warna melambangka sesuatu atau mengandung ma’na tertentu misal, warna bendera negara kita. Merah dan putih, merah memiliki arti tekad yang kuat dan semangat yang membara, berani mati untuk kemerdekaan bangsa sedangkan putih bermakna suci yakni memiliki hati yag bersih begitulah ujar guruku dengan semangat. Lalu aku bertanya”pak, berarti semua warna mempunyai arti ya pak!”. Iya semua warna mempunyai arti tersendiri. Warna itu ada warna dasar. Jika warna dasar di campur dengan warna  lainnya maka akan menimbulkan warna baru seperti merah di campur putih menjadi merah muda, hijau dengan putih menjadi hijau putih dan masih banyak lain sebagainya jawab guruku.

            Jam telah menunjukkan pukul 12:30. Ini waktu sangat di tunggu-tunggu semua siswa, semua keluar dari kelas dan kembali ke rumah mereka masing-masing aku pulang sekolah bersama temanku ririn, dia dan aku rumahnya berdekatan jadi kita sering pulang bersama. saat perjalanan pulang aku pertaya pada ririn “Rin menurutmu orang dulu dengan orang sekarang beda atau tidak? Ya jelas beda, orang dulu dalam mencari Ilmu sangat bersungguh-sungguh walaupun harta, tenaga, nyawa jadi taruhannya , tapi zaman sekarang talah berbalik 180 darajat, orang zaman sekarang mencari ilmu berbeda tujuannya, mereka bersekolah untuk mempunyai pacar, dengan mengumbar kata-kata gombal, Janji-janji palsu, dan lain sebagainya. Tak terasa, kita telah sudah sampai di rumah. Akhirnya kami berpamitan dan masuk ke rumah kami masing-masing.

            Sebelum aku menuju tidur lelapku, aku sempat bingung. Orang dulu berjiwa merah-putih. apakah zaman sekarang juga iya? Tidak karena orang sekarang tidak memiliki semangat untuk memajukan bangsa, buktinya banyaknya kriminalitas, pemerkosaan, pengangguran dan lain sebagainya. Jadi orang sekarang tidak memiliki jiwa merah-putih, enaknya warna apa ya? Warna yang pantas di tujukan untuk pemuda saat ini. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, dan waktupun telah larut malam, Karena kebingunganku memikirkan warna itu, akhirnya aku terlelap dalam indahnya malam.

            Embun pagi yang menyejukkan hati, fajar shodiq yang malu-malu menampakkan dirinya diantara langit-langit yang sangat indah nan megah, sebagai bukti kekuasaan ALLAH yang tak ada duanya, itulah keindahan alam yang tesembunyi diantara ribuan keindahan alam yang lainnya.

            Setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah seperti biasa kami melaksanakan sarapan pagi, ditengah-tengah kami makan. Aku memecah keheningan, “Ayah Ibu warna apa yang pantas bagi pemuda-pemudi pada zaman ini”???, ibu dan ayahku saling menatap satu sama lain, lalu, ayahku balik bertanya kepada ku “ Maksud petanyaan Ria apa”?, lalu aku menceritakan mulai awal hingga akhir kejadian tadi malam. Setelah selesai bercerita baru ayah faham maksud dari pertanyaan ku” Oh seperti itu, kalau menurut ayah orang dulu berjiwa merah putih, kalau zaman ini pemudanya berjiwa merah bercampur putih yakni merah muda yang dilambangkan dengan Valentine. Lalu aku balik bertanya kepada ayah, “apa itu Valentine” ? Valentine itu hari dimana pasangan muda berbagi kasih sayang dengan lawan jenis nya layaknya pasangan suami istri, tetapi kita sebagai umat islam tidak boleh merayakannya karena Valentine itu milik orang non-muslim. Sudah-sudah bicaranya  lihat tuh hampir pukul 07.00 Ujar ibuku memotong pembicaraan kami. Akhirnya aku segera bersiap-siap, bersalaman dengan ayah ibuku lalu berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa.


            Hari ini waktunya mata pelajaran sejarah tentang sejarah indonesia, “ indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahasa, budaya, adat, kuliner, pakaian adat dan lain sebagainya , tetapi di balik kekayaan itu ternyata negara kita pernah dijajah dengan banyak negara seperti : Inggris, belanda, jepang dan negara lainnya. Tapi berkat kegigihan pemuda pahlawan bangsa. Negara kita memperoleh kemerdekaan sehingga pada saat ini kita bisa merasakan hasil dari jerih payah pahlawan bangsa”. Sebelum saya lanjutkan saya ingin bertanya kepada kalian semua, apa bedanya pemuda era ini dengan pemuda tempo dulu ???. Aku dengan semangat mengangkat tangan kanan ku setinggi tingginya, saya pak !, lalu guruku menunjukku” Baiklah Ria bagaimana jawabanmu”??,kalau menurutku orang tempo dulu memiliki jiwa merah putih, yakni tekad yang kuat, semangat yang membara, hati yang bersih, dan pikiran yang jernih untuk memperoleh kemerdekaan walaupun nyawa taruhannya. Kalau pemuda era ini memiliki jiwa merah bercampur putih yakni merah muda berarti pemuda era ini tidak lagi mementingkan kemajuan bangsa tetapi mementingkan asmara. Yang menyebabkan negara kita lemah dan tak bisa berkompetisi di mata dunia. Plak......plak.....plak.....suara tepukan tangan teman-temanku dan guruku yang terdengar. Lalu guruku berkata “benar Ria, jawabanmu sangat benar” dengan menganggukkan kepala.

Misalnya


       


Suara adzan subuh telah menggema, membangun insan yang beriman, aku terbangun dari mimpi indah ku, demi menyanggupi panggilan tuhanku. Setelah aku mengambil air wudhu’ , ibuku dan ayahku mengajakku ke masjid. Iya , benar , kami adalah keluarga yang memperhatikan masalah sholat , hampir setiap hari aku berjamaah di masjid dekat rumahku .

         Setelah melaksanakan kewajiban sholat , aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah . Aku duduk di bangku kelas 5 SD . Sebelum berangkat sekolah, makan bersama keluarga telah menjadi adat di rumah kami, Setelah sarapan, saya berpamitan kepada ibu ayahku. “Yah Ria berangkat dulu ya” kataku dengan manis, “iya Ria. Ingat ya, perhatikan gurumu, jangan banyak begurau”jawab Ayah. Iya yah Ria janji sambil mencium tangan Ayah. Bu Ria berangkat ya.” Ya nak, Hati-hati kalau menyebrang  jalan raya tengok kanan-kiri sebelum menyeberang jangan sambil bergurau” jawab ibu. Iya bu sambil tersenyum dan memegang tangan ibu lalu menciumnya. Setelah itu aku beranagkat ke sekolah.

            Hari ini pelajaran bahasa indonesia, Guruku mengajarkan tentang arti warna dalam kehidupan sehari-hari “Anak-anak kita setiap hari pasti melihat warna yang beraneka ragam kan mulai dari merah, biru, kuning, putih, merah muda serta masih banyak lain sebagainya. Setiap warna melambangka sesuatu atau mengandung ma’na tertentu misal, warna bendera negara kita. Merah dan putih, merah memiliki arti tekad yang kuat dan semangat yang membara, berani mati untuk kemerdekaan bangsa sedangkan putih bermakna suci yakni memiliki hati yag bersih begitulah ujar guruku dengan semangat. Lalu aku bertanya”pak, berarti semua warna mempunyai arti ya pak!”. Iya semua warna mempunyai arti tersendiri. Warna itu ada warna dasar. Jika warna dasar di campur dengan warna  lainnya maka akan menimbulkan warna baru seperti merah di campur putih menjadi merah muda, hijau dengan putih menjadi hijau putih dan masih banyak lain sebagainya jawab guruku.

            Jam telah menunjukkan pukul 12:30. Ini waktu sangat di tunggu-tunggu semua siswa, semua keluar dari kelas dan kembali ke rumah mereka masing-masing aku pulang sekolah bersama temanku ririn, dia dan aku rumahnya berdekatan jadi kita sering pulang bersama. saat perjalanan pulang aku pertaya pada ririn “Rin menurutmu orang dulu dengan orang sekarang beda atau tidak? Ya jelas beda, orang dulu dalam mencari Ilmu sangat bersungguh-sungguh walaupun harta, tenaga, nyawa jadi taruhannya , tapi zaman sekarang talah berbalik 180 darajat, orang zaman sekarang mencari ilmu berbeda tujuannya, mereka bersekolah untuk mempunyai pacar, dengan mengumbar kata-kata gombal, Janji-janji palsu, dan lain sebagainya. Tak terasa, kita telah sudah sampai di rumah. Akhirnya kami berpamitan dan masuk ke rumah kami masing-masing.

            Sebelum aku menuju tidur lelapku, aku sempat bingung. Orang dulu berjiwa merah-putih. apakah zaman sekarang juga iya? Tidak karena orang sekarang tidak memiliki semangat untuk memajukan bangsa, buktinya banyaknya kriminalitas, pemerkosaan, pengangguran dan lain sebagainya. Jadi orang sekarang tidak memiliki jiwa merah-putih, enaknya warna apa ya? Warna yang pantas di tujukan untuk pemuda saat ini. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, dan waktupun telah larut malam, Karena kebingunganku memikirkan warna itu, akhirnya aku terlelap dalam indahnya malam.

            Embun pagi yang menyejukkan hati, fajar shodiq yang malu-malu menampakkan dirinya diantara langit-langit yang sangat indah nan megah, sebagai bukti kekuasaan ALLAH yang tak ada duanya, itulah keindahan alam yang tesembunyi diantara ribuan keindahan alam yang lainnya.

            Setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah seperti biasa kami melaksanakan sarapan pagi, ditengah-tengah kami makan. Aku memecah keheningan, “Ayah Ibu warna apa yang pantas bagi pemuda-pemudi pada zaman ini”???, ibu dan ayahku saling menatap satu sama lain, lalu, ayahku balik bertanya kepada ku “ Maksud petanyaan Ria apa”?, lalu aku menceritakan mulai awal hingga akhir kejadian tadi malam. Setelah selesai bercerita baru ayah faham maksud dari pertanyaan ku” Oh seperti itu, kalau menurut ayah orang dulu berjiwa merah putih, kalau zaman ini pemudanya berjiwa merah bercampur putih yakni merah muda yang dilambangkan dengan Valentine. Lalu aku balik bertanya kepada ayah, “apa itu Valentine” ? Valentine itu hari dimana pasangan muda berbagi kasih sayang dengan lawan jenis nya layaknya pasangan suami istri, tetapi kita sebagai umat islam tidak boleh merayakannya karena Valentine itu milik orang non-muslim. Sudah-sudah bicaranya  lihat tuh hampir pukul 07.00 Ujar ibuku memotong pembicaraan kami. Akhirnya aku segera bersiap-siap, bersalaman dengan ayah ibuku lalu berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa.


            Hari ini waktunya mata pelajaran sejarah tentang sejarah indonesia, “ indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahasa, budaya, adat, kuliner, pakaian adat dan lain sebagainya , tetapi di balik kekayaan itu ternyata negara kita pernah dijajah dengan banyak negara seperti : Inggris, belanda, jepang dan negara lainnya. Tapi berkat kegigihan pemuda pahlawan bangsa. Negara kita memperoleh kemerdekaan sehingga pada saat ini kita bisa merasakan hasil dari jerih payah pahlawan bangsa”. Sebelum saya lanjutkan saya ingin bertanya kepada kalian semua, apa bedanya pemuda era ini dengan pemuda tempo dulu ???. Aku dengan semangat mengangkat tangan kanan ku setinggi tingginya, saya pak !, lalu guruku menunjukku” Baiklah Ria bagaimana jawabanmu”??,kalau menurutku orang tempo dulu memiliki jiwa merah putih, yakni tekad yang kuat, semangat yang membara, hati yang bersih, dan pikiran yang jernih untuk memperoleh kemerdekaan walaupun nyawa taruhannya. Kalau pemuda era ini memiliki jiwa merah bercampur putih yakni merah muda berarti pemuda era ini tidak lagi mementingkan kemajuan bangsa tetapi mementingkan asmara. Yang menyebabkan negara kita lemah dan tak bisa berkompetisi di mata dunia. Plak......plak.....plak.....suara tepukan tangan teman-temanku dan guruku yang terdengar. Lalu guruku berkata “benar Ria, jawabanmu sangat benar” dengan menganggukkan kepala.

Contoh...


       


Suara adzan subuh telah menggema, membangun insan yang beriman, aku terbangun dari mimpi indah ku, demi menyanggupi panggilan tuhanku. Setelah aku mengambil air wudhu’ , ibuku dan ayahku mengajakku ke masjid. Iya , benar , kami adalah keluarga yang memperhatikan masalah sholat , hampir setiap hari aku berjamaah di masjid dekat rumahku .

         Setelah melaksanakan kewajiban sholat , aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah . Aku duduk di bangku kelas 5 SD . Sebelum berangkat sekolah, makan bersama keluarga telah menjadi adat di rumah kami, Setelah sarapan, saya berpamitan kepada ibu ayahku. “Yah Ria berangkat dulu ya” kataku dengan manis, “iya Ria. Ingat ya, perhatikan gurumu, jangan banyak begurau”jawab Ayah. Iya yah Ria janji sambil mencium tangan Ayah. Bu Ria berangkat ya.” Ya nak, Hati-hati kalau menyebrang  jalan raya tengok kanan-kiri sebelum menyeberang jangan sambil bergurau” jawab ibu. Iya bu sambil tersenyum dan memegang tangan ibu lalu menciumnya. Setelah itu aku beranagkat ke sekolah.

            Hari ini pelajaran bahasa indonesia, Guruku mengajarkan tentang arti warna dalam kehidupan sehari-hari “Anak-anak kita setiap hari pasti melihat warna yang beraneka ragam kan mulai dari merah, biru, kuning, putih, merah muda serta masih banyak lain sebagainya. Setiap warna melambangka sesuatu atau mengandung ma’na tertentu misal, warna bendera negara kita. Merah dan putih, merah memiliki arti tekad yang kuat dan semangat yang membara, berani mati untuk kemerdekaan bangsa sedangkan putih bermakna suci yakni memiliki hati yag bersih begitulah ujar guruku dengan semangat. Lalu aku bertanya”pak, berarti semua warna mempunyai arti ya pak!”. Iya semua warna mempunyai arti tersendiri. Warna itu ada warna dasar. Jika warna dasar di campur dengan warna  lainnya maka akan menimbulkan warna baru seperti merah di campur putih menjadi merah muda, hijau dengan putih menjadi hijau putih dan masih banyak lain sebagainya jawab guruku.

            Jam telah menunjukkan pukul 12:30. Ini waktu sangat di tunggu-tunggu semua siswa, semua keluar dari kelas dan kembali ke rumah mereka masing-masing aku pulang sekolah bersama temanku ririn, dia dan aku rumahnya berdekatan jadi kita sering pulang bersama. saat perjalanan pulang aku pertaya pada ririn “Rin menurutmu orang dulu dengan orang sekarang beda atau tidak? Ya jelas beda, orang dulu dalam mencari Ilmu sangat bersungguh-sungguh walaupun harta, tenaga, nyawa jadi taruhannya , tapi zaman sekarang talah berbalik 180 darajat, orang zaman sekarang mencari ilmu berbeda tujuannya, mereka bersekolah untuk mempunyai pacar, dengan mengumbar kata-kata gombal, Janji-janji palsu, dan lain sebagainya. Tak terasa, kita telah sudah sampai di rumah. Akhirnya kami berpamitan dan masuk ke rumah kami masing-masing.

            Sebelum aku menuju tidur lelapku, aku sempat bingung. Orang dulu berjiwa merah-putih. apakah zaman sekarang juga iya? Tidak karena orang sekarang tidak memiliki semangat untuk memajukan bangsa, buktinya banyaknya kriminalitas, pemerkosaan, pengangguran dan lain sebagainya. Jadi orang sekarang tidak memiliki jiwa merah-putih, enaknya warna apa ya? Warna yang pantas di tujukan untuk pemuda saat ini. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, dan waktupun telah larut malam, Karena kebingunganku memikirkan warna itu, akhirnya aku terlelap dalam indahnya malam.

            Embun pagi yang menyejukkan hati, fajar shodiq yang malu-malu menampakkan dirinya diantara langit-langit yang sangat indah nan megah, sebagai bukti kekuasaan ALLAH yang tak ada duanya, itulah keindahan alam yang tesembunyi diantara ribuan keindahan alam yang lainnya.

            Setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah seperti biasa kami melaksanakan sarapan pagi, ditengah-tengah kami makan. Aku memecah keheningan, “Ayah Ibu warna apa yang pantas bagi pemuda-pemudi pada zaman ini”???, ibu dan ayahku saling menatap satu sama lain, lalu, ayahku balik bertanya kepada ku “ Maksud petanyaan Ria apa”?, lalu aku menceritakan mulai awal hingga akhir kejadian tadi malam. Setelah selesai bercerita baru ayah faham maksud dari pertanyaan ku” Oh seperti itu, kalau menurut ayah orang dulu berjiwa merah putih, kalau zaman ini pemudanya berjiwa merah bercampur putih yakni merah muda yang dilambangkan dengan Valentine. Lalu aku balik bertanya kepada ayah, “apa itu Valentine” ? Valentine itu hari dimana pasangan muda berbagi kasih sayang dengan lawan jenis nya layaknya pasangan suami istri, tetapi kita sebagai umat islam tidak boleh merayakannya karena Valentine itu milik orang non-muslim. Sudah-sudah bicaranya  lihat tuh hampir pukul 07.00 Ujar ibuku memotong pembicaraan kami. Akhirnya aku segera bersiap-siap, bersalaman dengan ayah ibuku lalu berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa.


            Hari ini waktunya mata pelajaran sejarah tentang sejarah indonesia, “ indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahasa, budaya, adat, kuliner, pakaian adat dan lain sebagainya , tetapi di balik kekayaan itu ternyata negara kita pernah dijajah dengan banyak negara seperti : Inggris, belanda, jepang dan negara lainnya. Tapi berkat kegigihan pemuda pahlawan bangsa. Negara kita memperoleh kemerdekaan sehingga pada saat ini kita bisa merasakan hasil dari jerih payah pahlawan bangsa”. Sebelum saya lanjutkan saya ingin bertanya kepada kalian semua, apa bedanya pemuda era ini dengan pemuda tempo dulu ???. Aku dengan semangat mengangkat tangan kanan ku setinggi tingginya, saya pak !, lalu guruku menunjukku” Baiklah Ria bagaimana jawabanmu”??,kalau menurutku orang tempo dulu memiliki jiwa merah putih, yakni tekad yang kuat, semangat yang membara, hati yang bersih, dan pikiran yang jernih untuk memperoleh kemerdekaan walaupun nyawa taruhannya. Kalau pemuda era ini memiliki jiwa merah bercampur putih yakni merah muda berarti pemuda era ini tidak lagi mementingkan kemajuan bangsa tetapi mementingkan asmara. Yang menyebabkan negara kita lemah dan tak bisa berkompetisi di mata dunia. Plak......plak.....plak.....suara tepukan tangan teman-temanku dan guruku yang terdengar. Lalu guruku berkata “benar Ria, jawabanmu sangat benar” dengan menganggukkan kepala.

Rabu, 13 September 2017

Merah Bercampur Putih


       


Suara adzan subuh telah menggema, membangun insan yang beriman, aku terbangun dari mimpi indah ku, demi menyanggupi panggilan tuhanku. Setelah aku mengambil air wudhu’ , ibuku dan ayahku mengajakku ke masjid. Iya , benar , kami adalah keluarga yang memperhatikan masalah sholat , hampir setiap hari aku berjamaah di masjid dekat rumahku .

         Setelah melaksanakan kewajiban sholat , aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah . Aku duduk di bangku kelas 5 SD . Sebelum berangkat sekolah, makan bersama keluarga telah menjadi adat di rumah kami, Setelah sarapan, saya berpamitan kepada ibu ayahku. “Yah Ria berangkat dulu ya” kataku dengan manis, “iya Ria. Ingat ya, perhatikan gurumu, jangan banyak begurau”jawab Ayah. Iya yah Ria janji sambil mencium tangan Ayah. Bu Ria berangkat ya.” Ya nak, Hati-hati kalau menyebrang  jalan raya tengok kanan-kiri sebelum menyeberang jangan sambil bergurau” jawab ibu. Iya bu sambil tersenyum dan memegang tangan ibu lalu menciumnya. Setelah itu aku beranagkat ke sekolah.

            Hari ini pelajaran bahasa indonesia, Guruku mengajarkan tentang arti warna dalam kehidupan sehari-hari “Anak-anak kita setiap hari pasti melihat warna yang beraneka ragam kan mulai dari merah, biru, kuning, putih, merah muda serta masih banyak lain sebagainya. Setiap warna melambangka sesuatu atau mengandung ma’na tertentu misal, warna bendera negara kita. Merah dan putih, merah memiliki arti tekad yang kuat dan semangat yang membara, berani mati untuk kemerdekaan bangsa sedangkan putih bermakna suci yakni memiliki hati yag bersih begitulah ujar guruku dengan semangat. Lalu aku bertanya”pak, berarti semua warna mempunyai arti ya pak!”. Iya semua warna mempunyai arti tersendiri. Warna itu ada warna dasar. Jika warna dasar di campur dengan warna  lainnya maka akan menimbulkan warna baru seperti merah di campur putih menjadi merah muda, hijau dengan putih menjadi hijau putih dan masih banyak lain sebagainya jawab guruku.

            Jam telah menunjukkan pukul 12:30. Ini waktu sangat di tunggu-tunggu semua siswa, semua keluar dari kelas dan kembali ke rumah mereka masing-masing aku pulang sekolah bersama temanku ririn, dia dan aku rumahnya berdekatan jadi kita sering pulang bersama. saat perjalanan pulang aku pertaya pada ririn “Rin menurutmu orang dulu dengan orang sekarang beda atau tidak? Ya jelas beda, orang dulu dalam mencari Ilmu sangat bersungguh-sungguh walaupun harta, tenaga, nyawa jadi taruhannya , tapi zaman sekarang talah berbalik 180 darajat, orang zaman sekarang mencari ilmu berbeda tujuannya, mereka bersekolah untuk mempunyai pacar, dengan mengumbar kata-kata gombal, Janji-janji palsu, dan lain sebagainya. Tak terasa, kita telah sudah sampai di rumah. Akhirnya kami berpamitan dan masuk ke rumah kami masing-masing.

            Sebelum aku menuju tidur lelapku, aku sempat bingung. Orang dulu berjiwa merah-putih. apakah zaman sekarang juga iya? Tidak karena orang sekarang tidak memiliki semangat untuk memajukan bangsa, buktinya banyaknya kriminalitas, pemerkosaan, pengangguran dan lain sebagainya. Jadi orang sekarang tidak memiliki jiwa merah-putih, enaknya warna apa ya? Warna yang pantas di tujukan untuk pemuda saat ini. Tak terasa detik berganti menit, menit berganti jam, dan waktupun telah larut malam, Karena kebingunganku memikirkan warna itu, akhirnya aku terlelap dalam indahnya malam.

            Embun pagi yang menyejukkan hati, fajar shodiq yang malu-malu menampakkan dirinya diantara langit-langit yang sangat indah nan megah, sebagai bukti kekuasaan ALLAH yang tak ada duanya, itulah keindahan alam yang tesembunyi diantara ribuan keindahan alam yang lainnya.

            Setelah melaksanakan sholat subuh berjama’ah seperti biasa kami melaksanakan sarapan pagi, ditengah-tengah kami makan. Aku memecah keheningan, “Ayah Ibu warna apa yang pantas bagi pemuda-pemudi pada zaman ini”???, ibu dan ayahku saling menatap satu sama lain, lalu, ayahku balik bertanya kepada ku “ Maksud petanyaan Ria apa”?, lalu aku menceritakan mulai awal hingga akhir kejadian tadi malam. Setelah selesai bercerita baru ayah faham maksud dari pertanyaan ku” Oh seperti itu, kalau menurut ayah orang dulu berjiwa merah putih, kalau zaman ini pemudanya berjiwa merah bercampur putih yakni merah muda yang dilambangkan dengan Valentine. Lalu aku balik bertanya kepada ayah, “apa itu Valentine” ? Valentine itu hari dimana pasangan muda berbagi kasih sayang dengan lawan jenis nya layaknya pasangan suami istri, tetapi kita sebagai umat islam tidak boleh merayakannya karena Valentine itu milik orang non-muslim. Sudah-sudah bicaranya  lihat tuh hampir pukul 07.00 Ujar ibuku memotong pembicaraan kami. Akhirnya aku segera bersiap-siap, bersalaman dengan ayah ibuku lalu berangkat ke sekolah dengan tergesa-gesa.


            Hari ini waktunya mata pelajaran sejarah tentang sejarah indonesia, “ indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan bahasa, budaya, adat, kuliner, pakaian adat dan lain sebagainya , tetapi di balik kekayaan itu ternyata negara kita pernah dijajah dengan banyak negara seperti : Inggris, belanda, jepang dan negara lainnya. Tapi berkat kegigihan pemuda pahlawan bangsa. Negara kita memperoleh kemerdekaan sehingga pada saat ini kita bisa merasakan hasil dari jerih payah pahlawan bangsa”. Sebelum saya lanjutkan saya ingin bertanya kepada kalian semua, apa bedanya pemuda era ini dengan pemuda tempo dulu ???. Aku dengan semangat mengangkat tangan kanan ku setinggi tingginya, saya pak !, lalu guruku menunjukku” Baiklah Ria bagaimana jawabanmu”??,kalau menurutku orang tempo dulu memiliki jiwa merah putih, yakni tekad yang kuat, semangat yang membara, hati yang bersih, dan pikiran yang jernih untuk memperoleh kemerdekaan walaupun nyawa taruhannya. Kalau pemuda era ini memiliki jiwa merah bercampur putih yakni merah muda berarti pemuda era ini tidak lagi mementingkan kemajuan bangsa tetapi mementingkan asmara. Yang menyebabkan negara kita lemah dan tak bisa berkompetisi di mata dunia. Plak......plak.....plak.....suara tepukan tangan teman-temanku dan guruku yang terdengar. Lalu guruku berkata “benar Ria, jawabanmu sangat benar” dengan menganggukkan kepala.